Jumat, 02 Juli 2010
In:
My College
1. a. Jelaskan Model Analisis lingkungan Persaingan industri dari Michael Porter.
jawab :
Michael Porter salah satu profesor harvard university menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan
Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:
- Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
- Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.
- Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
- Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
- Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
1. b. Sebutkan meliputi apa saja yang dimaksud dengan halangan masuk dalam persaingan? Kemudian jelaskan pengertiannya (dua aspek saja)?
jawab :
Hambatan untuk memasuki industri (entry baarier) ialah:
- Skala ekonomi (economics scale) : skala ekonomi menghalangi masuknyapendatang baru dengan cara memaksa mereka untuk masuk pada skala besar.
- Diferensiasi produk (product differentiation) : diferensiasi produk menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada.
- Persyaratan modal (capital requirement)
- Biaya peralihan pemasok (switching cost) : biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berppindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya.
- Akses ke saluran distribusi
- Kebijakan pemerintah
2. a. Jelaskan pengertian SWOT ?
SWOT merupakan singkatan dari Strenght (kekuatan), weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threat (ancaman).
Strenght adalah kekuatan yang dimiliki sebuah perusahaan. Kekuatan yang dimaksud adalah suatu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengelola kinerja perusahaannya. Antara lain kekuatan dalam mengolah input (SDA, SDM, modal, dan manajemen) untuk menghasilkan output yang bernilai tinggi serta dapat bersang di dunia bisnis.
Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini setiap perusahaan harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang mereka miliki terhadap kinerja perusahaan. Mereka juga harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang mereka miliki agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk menembus pasar.
Opportunity adalah peluang perusahaan untuk meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa produk-produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini juga digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang mereka hasilkan.
Threat adalah ancaman bagi perusahaan baik itu dari luar maupun dari dalam. Ancaman yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan antara satu divisi dengan divisi lain atau salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah organisasi perusahaan. Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian seputar dimensi makro, faktor-faktor ekonomi (naik turunnya harga bahan baku, krisis ekonomi), sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah, politik dan teknologi.
b. Buat contoh analisis SWOT pada institusi /perusahaan
Jawab :
Analisis SWOT pada Sanbe Farma
Strength
Pada bagian produksi, Sanbe merupakan pemimpin dalam penelitian bioavaibilitas dan bioekivalen produk obat dengan menggunakan standard GCP dan GLP yang terbaru.
Laboratorium Sanbe telah terakreditasi oleh National Accredited Body (KAN) sehingga memperoleh ISO/IEC 17025:2005, dan juga diakui oleh BPOM.
Sanbe juga menerima sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) dari Health Science Authority (HSA) Singapura pada pabrik atau bangunan preparasi steril. Sanbe berpedoman pada GMP yang meliputi semua rekomendasi dari World Health Organization (WHO). Hal ini membuktikan bahwa pabrik pengolahan obat yang steril milik Sanbe telah memenuhi Standard Uni Eropa.A
Memiliki lobi dan jaringan dokter yang kuat
Memiliki pemimpin perusahaan yang ulet, tegas, dan jeli menangkap peluang pasar dan turun tangan dalam semua kegiatan yang berlangsung dalam perusahaan.
Karyawan merupakan orang-orang yang berkualitas. (Sdm karyawan didayagunakan efektif dan efisien).
Memilik pabrik infus steril kemasan softbag yang canggih dan yang pertama di Indonesia, serta memiliki keunggulan teknologi pembuatan infus yang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara, yaitu sistem sterilisasi 121° C, selama 15 menit. Sehingga produk infus yang dihasilkan oleh Sanbe berkualitas jauh lebih tinggi dibanding merek lainnya
Dalam penjualan untuk obat generik, meluncurkan produk generik yang tergolong lebih murah dibanding produk perusahaan farmasi lainnya. Sanbe merajai pasar produk ethical sehingga dapat menekan biaya promosi/iklan (tidak seperti produk OTC). Memiliki kekuatan dalam mengontrol distribusi obat-obatannya. Ini terutama karena produk mereka didistribusikan oleh distributor tunggal, PT Bina San Prima.
Weakness
Belum mampu mengelola sumber daya manusia secara profesional à sistem human resources atau people management belum kokoh. Menurut pandangan Jahja B Soenarjo, CEO Direction Strategy Consulting : gaya Jahja Santoso dalam memimpin perusahaan masih konvensional sehingga Sanbe belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara profesional. Jahja Santoso belum memberi kekuasaan secara penuh (masih setengah percaya pada putra dan orang-orang kepercayaannya).
Opportunity
Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat per kapita. Sanbe Farma memiliki international operations di 12 negara. Dengan demikian, kesempatan Sanbe Farma untuk menjadi pemain global semakin terbuka lebar. 12 Januari 2006, Sanbe Farma meresmikan pabrik infus steril kemasan softbag pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Pasar infus saat ini masih lenggang pemain. Satu-satunya saingan yang leading di bisnis ini hanyalah PT Otsuka Indonesia, sehingga kesempatan Sanbe Farma untuk memasuki pasar infus masih sangat besar. Dibukanya Santosa Bandung International Hospital. RS ini akan menjadi rumah sakit pertama untuk pendistribusian Infus dan beberapa produk baru Sanbe Farma lainnya
Infus menyasar pasar menegah ke atas. Dengan semakin bertumbuh suburnya rumah sakit mewah (Brawijaya Woman and Children Hospital, Siloam Geneagles, Medikaloka Health Care), produk Sanbe Farma ini akan dengan mudah diserap olah pasar. Mendirikan San-Clin-Eq, sebuah lembaga pengujian BA/BE, dengan peluang pasar yang menjanjikan dan jumlah pemain yang masih lenggang, peluang San-Clin-Eq bersaing di industri pengujian BA/BE masih sangat besar.
Treath
Persaingan pasar produk infus sangat ketat, karena pasar produk infus dikuasai oleh Otsuka. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sanbe untuk bisa merebut pasar infuse di Indonesia. Sanbe harus menerapkan manajemen SDM yang professional sehingga dapat menjamin adanya regenerasi yang akhirnya diharapkan tetap bisa mempertahankan sanbe sebagai perusahaan farmasi no 1 di Indonesia. Banyaknya medrep dari perusahaan farmasi lain yang kemampuannya tidak bisa diabaikan sehingga sanbe perlu meningkatkan kembali kinerja personal selling (medical representative) Menjamin bahwa produk me-too yang dipasarkan oleh Sanbe telah melewati uji BA/BE, mengingat pada tahun 2008 semua produk me-too harus memenuhi syarat BA/BE dan tidak hanya diberi logo atau dibubuhi merk dagang. Dengan demikian, sanbe bisa tetap bersaing dengan originator (korporasi multinasional pemegang paten awal) maupun pesaing lokal. Masa kini, sebagian masyarakat Indonesia mulai beralih menggunakan produk herbal. Oleh karena itu, sanbe perlu melakukan inovasi produk dengan berusaha memproduksi obat-obat herbal.
Label: Love Story My College
Langganan:
Postingan (Atom)